Pasti kalian tau batu bata kan? Ya, batu-bata biasanya digunakan sebagai bahan tambahan properti untuk pembuatan dinding-dinding bangunan. Apakah kalian tau batu-bata terbuat dari apa? Bagi orang yang belum tau pasti mereka mengira batu-bata berasal dari gunung yang dipotong-potong sampai berbentuk balok seperti itu.
Jika seperti itu jawaban kalian jelas saja salah, karena batu bata terbuat atau dibuat dari tanah merah dan tanah putih. Namun inovasi-inovasi saat ini memunculkan beberapa pembuatan batu-bata dengan menggunakan sampah plastik sebagai bahannya. Namun saya rasa itu bukan batu, tapi plastik bata hahahaha.
Nah, disini saya akan berbagi pengalaman dalam menjalankan bisnis batu-bata. Buat kalian yang mau membuat bisnis ataupun mencari inspirasi bisnis, kalian berada di artikel yang tepat.
Pengalaman Bisnis batu bata
Kalian pasti ingin mengetahui asal mula saya menjalankan bisnis batu bata ini, nah disini saya menceritakannya terlebih dahulu.
Dimulai pada tahun 2018, yang mana pada tahun itu orang tua saya sudah 3 tahun pensiun dari pekerjaannya. Nah, sejak saat itu orang tua saya sering ke kampung halaman mereka, disana mereka melihat banyak sekali orang yang melakukan bisnis batu bata, saya lihat menggunakan mata saya hampir setiap rumah memiliki usaha batu bata. Nah, dari situ kami mulai tertarik dan akhirnya menanyakan ke salah satu pengusaha batu bata juga tentang omset dan modal yang perlu dipergunakan. Singkat cerita akhirnya kami memulai bisnis batu-bata ini tanpa ragu.
Bermodal keyakinan, kami memulai dengan membuat terlebih dahulu pelataran untuk digunakan sebagai tempat batu bata yang sudah dicetak untuk dijemur. Selanjutnya membuat bangsal sebagai tempat pembakaran batu bata yang sudah kering. Setelah semua itu selesai kami memesan tanah merah dan putih dan juga bahan bakar untuk membakar batu bata.
Oiya, saya akan mencantumkan bahan-bahan dan juga fungsinya dibawah ini.
Tanah merah = ini merupakan bahan utama, seperti yang kita tahu bahwa batu bata terbuat dari tanah. Kenapa harus tanah merah, karena tanah merah memiliki sifat yang lengket dan mengikat dan juga akan mengeras saat terkena panas, jadi ini bahan yang sangat cocok untuk digunakan.
Tanah putih = ini adalah tanah yang akan dicampur bersamaan dengan tanah merah. Oiya yang saya tahu perbandingan dari tanah merah dan putih adalah 5:1 yang artinya jika memesan tanah merah 5 truk maka tanah putihnya 1 truk.
Air = air juga diperlukan dalam pembuatan batu bata. Karen air digunakan untuk melunakkan dan mencampurkan tanah merah dengan tanah putih.
Mesin pencetak dan para pekerjanya = Kalau di tempat saya mesin pencetak dan para pekerjanya banyak ditemukan disana, karena mayoritas penduduk sana membuat batu bata, jadi banyak orang yang menyewakan jasa. Terlebih lagi jaman sekarang sudah dimudahkan oleh mesin untuk mencetak batu bata dan membuat pengerjaannya terbilang cukup cepat. Jika dibandingkan dengan jaman dulu yang harus mencetak batu bata secara manual dengan tangan satu persatu, itu cukup menguas tenaga dan juga waktu. Dengan memberikan upah sesuai kesepakatan maka para pekerja dan mesin akan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Tangkos = pasti kalian bertanya-tanya apa itu tangkos? Nah, tangkos merupakan janjangan buah sawit yang sudah kering. Ini digunakan untuk bahan bakar pembakar batu bata. Kenapa tidak menggunakan kayu? Kayu tetap digunakan namun karena harga kayu yang terbilang mahal, jadi menggunakan tangkos saja sudah cukup, namun jika menggunakan tangkos harus sering-sering diisi.
Biasanya kami menyiapkan bahan-bahan itu jauh-jauh hari sebelum batu bata yang dijemur kering, jadi memiliki waktu yang panjang.
Kemana batu bata dijual?
Nah, untuk seorang pebisnis memang harus memikirkan kemana dan mau diapakan produknya. Untuk bisnis batu bata ini, kami tidak perlu repot mencari pelanggan. Setelah selesai pembakaran biasanya pasti akan ada agen-agen batu bata yang akan menawar batu bata, dengan harga yang dirasa sudah cocok akan kami lepas. Namun tidak hanya dengan agen, kadang juga akan ada orang yang akan membeli batu bata, namun biasanya jika dengan orang lain atau bukan agen, harga batu bata yang kami jual akan lebih mahal ketimbang dengan agen, hal itu didasari karena jika yang membeli agen, sang agen akan kembali lagi membeli batu bata kita jika batu bata yang mereka ambil diawal sudah diantar.
Berapa harga batu bata?
Soal harga batu bata memang tidak bisa diprediksi. Batu bata sama juga dengan bahan lainnya yang mengalami naik turun. Menurut pantauan saya, harga batu bata itu normalnya 350 rupiah perbuah jika batu bata yang dijual dengan ukuran bencong, jika ukuran lain saya tidak begitu paham. Namun yang menjadi kehawatiran saat bulan ramadan harga batu bata pasti akan mengalami penurunan, seperti pada bulan ramadan semalam harga batu bata turun ke angka 270 rupiah, namun itu tidak menjadi hal yang begitu menyeramkan. Dan biasanya setelah lewat bulan ramadhan harga batu bata akan kembali normal kembali ke harga 300-an rupiah keatas.
Penghasilan perbulan?
Dari bisnis batu bata ini bisa dilihat berapa banyak pendapatan dari berapa banyak jumlah batu bata yang diproduksi dan dijual. Di tempat kami sendiri, kami memproduksi sekitar 45.000 buah batu bata. Yang mana jika itu semua dijual dan di kali dengan harga normal batu bata akan mendapatkan uang yang cukup besar. Tapi perlu diingat untuk mengurangkannya dengan modal. Biasanya kami mendapakan penghasilan diatas 12jt perbulannya dengan memproduksi 45.000 batu bata. Jika memproduksi lebih banyak lagi pasti akan mendapatkan penghasilan lebih banyak pula.
Itulah sedikit pengalaman dan pembahasan tentang bisnis batu bata yang saya lakukan. Perlu diingat untuk menjalankan bisnis ini tidak bisa sendirian memproduksi, dalam arti tetangga-tetangga harus juga memproduksi agar agen-agen batu bata mau datang, jika menjualnya ke agen. Namun jika ingin menjualnya secara pribadi itu tidak apa-apa. So, sekian artikel yang singkat ini semoga bermanfaat.