Apa itu SSD?
SSD atau Solid State Drive atau juga Solid State Disk adalah sebuah perangkat keras yang gunanya untuk penyimpan data yang menggunakan serangkaian IC sebagai memori untuk menyimpan data atau informasi.
Mungkin Anda yang membaca artikel ini belum mengenal secara jelas terkait SSD (Solid State Drive). Mudahnya, SSD itu sama seperti HDD (hard disk), yang gunanya juga sama yaitu untuk menyimpan data atau informasi di komputer. Hanya saja, SSD bekerja lebih cepat dari Hard disk.
Dalam segi pekerjaan. SSD bekerja secara elektrik seperti halnya pada RAM (Random Accses Memory). Pada dasarnya, listrik memang bergerak lebih cepat daripada gerakan berputar pada piringan yang dilakukan oleh Hard Disk. Maka dari itu, SSD bekerja lebih cepat daripada HDD, karena tidak harus menunggu bagian piringan data yang ingin dibaca/tulis sampai ke kepala pengendali data.
Pada SSD, hanya perlu mengirim perintah dan bit-bit data dalam bentuk listrik ke chip penyimpanan dan chip penyimpanan tersebut memanipulasi (tulis) atau mengirim balik keadaan (baca) zat “tuas” yang ada di dalam dirinya sesuai perintah yang diberikan.
Karena tadi kita menyinggung sedikit mengenai perbandingan kecepatan SSD dengan HDD. Alangkah lebih baiknya, kita bahas secara rinci terkait keunggulan dan kekurangan SSD (Solid State Drive) daripada HDD (Hard Disk).
Keunggulan dan Kekurangan SSD
Sub materi ini mungkin bisa dijadikan referensi bagi Anda yang ingin mengganti HDD menjadi SSD. Karena masih banyak orang yang belum tahu perbandingan SSD dengan HDD.
A. Keunggulan SSD
1. Waktu Akses
SSD punya bisa mengakses dengan kecepatan 35–100 microsecond. Sedangkan HDD lebih lambat yaitu sekitar 5000–10000 microsecond. Artinya, pada SSD sebuah program bisa berjalan jauh lebih cepat, apalagi program yang sangat besar seperti sistem operasi. Maka dari itu booting pada laptop/komputer yang menggunakan SSD jauh lebih cepat dibanding yang menggunakan HDD.
2. Ketahanan
SSD tidak memiliki bagian penggerak seperti halnya pada HDD, sehingga kemungkinan rusak lebih kecil dibanding HDD. Dalam hal ini adalah ketahanan dalam guncangan atau terjatuh.
3. Hemat Daya & Senyap
SSD menggunakan daya yang lebih rendah dibanding HDD, sehingga lebih hemat daya dan bahkan bisa menghemat sekitar 60%. SSD juga tidak menggunakan piringan seperti HDD, yang membuatnya tidak mengeluarkan suara berisik seperti HDD.
4. Ukuran & Berat
Ukuran SSD ada yang bentuknya seperti HDD 2.5″, ada juga bentuknya m.2 SSD, yang berukuran 2.2cm x 3.0 cm – 11.0cm sehingga sering digunakan pada laptop tipis. Soal berat, SSD jauh lebih ringan ketimbang HDD, karna tidak ada moving parts.
5. Pengaruh
Magnet adalah sebuah benda yang sering menimbulkan masalah pada HDD. Karena magnet yang kuat bisa menghapus data pada HDD. Sedangkan pada SSD, tidak akan terpengaruh terhadap magnet.
B. Kekurangan SSD
1. Batas
SSD memiliki istilah Terabyte Written (TBW) yang diyakini sebagai batas maksimal SSD dapat menulis, menghapus dan copy-paste data. Apabila SSD sudah mencapai angka maksimal TBW, maka SSD sudah tidak mampu ditulis lagi, namun masih bisa dibaca.
2. Banyak Merek
Terlalu banyak merek, desain dan controller yang berbeda pada SSD. Orang awam biasanya akan terjebak karena kurang paham arsitektur menyebabkan masa pakai, performa yang jadi tidak sesuai espektasi setelah pemakaian beberapa lama.
3. Tidak Boleh Panas
Jika kepanasan, menyebabkan kemampuan SSD akan berkurang. SSD hampir sama dengan CPU Komputer yang memiliki istilah “throttling”, yaitu adalah penurunan kecepatan ketika terjadi kepanasan yang berlebihan. Hal ini berbanding terbalik dengan HDD yang ketika kepanasan mampu mempertahankan kecepatannya.
4. Sulit Direcovery
Ketika terjadi kerusakan kepada media penyimpanan, SSD cukup sulit untuk di recover. Karena SSD menyimpan data berupa elektron sehingga menyebabkan sulit untuk di recover. Sedangkan HDD menyimpan data berupa Cahaya, sehingga mudah untuk di recover.
Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan pada SSD
Ada beberapa larangan pada SSD yang tidak boleh dilakukan. Karena dapat membuat SSD Rusak.
1. Jangan defragment SSD
SSd tidak seperti HDD yang menyimpan data dalam urutan track dan sector. SSD menyimpan data seperti tabel Excel—baris dan kolom. Tindakan defrag di SSD mengakibatkan blok data lama dipindah ke blok data baru supaya berurutan, namun peningkatan kecepatan aksesnya nol besar. Hal tersebut membuat umur SSD menjadi pendek, karena menghambur-hamburkan write cycle yang tidak perlu.
2. Jangan lakukan full format
Kalau melakukan full format di SSD, itu malah menghambur-hamburkan write cycle dan memperpendek umur pakainya. Maka dari itu, cukup lakukan quick format saja.
3. Jangan di-DBAN
DBAN adalah singkatan dari Darik’s Boot and Nuke. Ini adalah software bootable untuk melakukan full format partisi harddisk dengan menulis data 00000000 (binary) ke semuanya, kemudian ditimpa 11111111 (binary) ke semuanya, lalu ditimpa 01010101, dan diulangi beberapa varian pola bit sampai beberapa belas kali siklus pemformatan. Tujuannya untuk memastikan harddisk itu benar-benar hilang datanya dan tidak bisa di-recover secara low level.
Biasanya sebuah harddisk di DBAN karena ingin dijual, agar tidak ketahuan isi dari harddisk sebelumnya. Jika DBAN dilakukan pada SSD, ini akan memperpendek umur SSD, kaena hal tersebut menyinggung write cycle. Produsen SSD biasanya menyediakan software utilitas untuk melakukan secure erase atau sanitize. Secure erase ini efeknya sama dengan DBAN, namun dilakukan dalam 3 detik.
Nah, itulah pengertian, keunggulan, kekurangan dan hal yang tidak boleh dilakukan pada SSD. Kita semua tahu kalau harga SSD cukup mahal, maka dari itu jagalah barang mahal tersebut, ketahui apa-apa saja yang bisa menyebabkan kerusakan barang mahal tersebut.